LONC, Palembang – Semangat menjaga warisan sejarah dan budaya Indonesia menguat dari Kota Palembang. Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, membuka secara resmi Pameran Perangko “Para Pendiri Bangsa” sekaligus Jumpa Museum 2025 di Museum Sultan Mahmud Badaruddin II (SMB II), Senin (20/10/2025).
Acara ini menjadi momentum penting kebangkitan kebudayaan nasional dari kota tertua di Nusantara, yang dikenal kaya akan peradaban dan jejak sejarah panjang di tepian Sungai Musi.
Dalam sambutannya, Fadli Zon menegaskan bahwa filateli bukan sekadar hobi mengoleksi perangko, tetapi juga media pembelajaran sejarah dan kebanggaan budaya bangsa.
“Filateli dikenal sebagai king of hobby, hobi para raja. Melalui perangko, kita belajar sejarah, mengenang perjuangan, dan merawat identitas bangsa,” ujar Fadli.
Menyambut peringatan 80 tahun Indonesia merdeka, Kementerian Kebudayaan meluncurkan seri perangko “Para Pendiri Bangsa” yang menampilkan 80 tokoh perumus kemerdekaan, terdiri atas 79 anggota BPUPK dan 1 dari PPKI.
“Prangko bukan hanya alat komunikasi, melainkan penanda sejarah. Indonesia telah memproduksi perangko sejak 1864, dan PT Pos Indonesia terus melanjutkannya hingga kini,” tambahnya.
Fadli juga menyinggung kekayaan sejarah Palembang, termasuk peluncuran buku temuan keramik Cina di Sungai Musi, yang menjadi bukti bahwa kawasan ini merupakan pusat peradaban kuno.
“Sungai Musi menyimpan jejak kebudayaan ribuan tahun. Palembang adalah kota tertua yang menjadi saksi perjalanan bangsa,” tegasnya.
Lebih jauh, Menteri menekankan pentingnya menjadikan kebudayaan sebagai fondasi jati diri nasional dan pendorong ekonomi kreatif.
“Museum harus dikemas menarik dengan storytelling dan tata letak yang memikat. Ekonomi budaya dan industri kreatif punya potensi besar untuk kemajuan bangsa,” ujarnya.
Gubernur Sumatera Selatan, Herman Deru, menyambut baik kehadiran Menteri sebagai bentuk dukungan terhadap pelestarian budaya.
“Kunjungan ini membawa spirit baru bagi kebudayaan Sumsel, khususnya Palembang yang berusia 1.342 tahun kota sejarah yang melahirkan banyak tokoh besar,” ujarnya.
Sementara itu, Wali Kota Palembang H. Ratu Dewa menekankan bahwa kegiatan ini menjadi simbol transformasi museum sebagai ruang publik yang interaktif.
“Museum bukan lagi sekadar tempat menyimpan benda lama, tapi ruang hidup yang terbuka bagi kolaborasi dan kreativitas,” kata Ratu Dewa.
Rangkaian Pameran Prangko “Para Pendiri Bangsa” akan berlangsung 20–23 Oktober 2025, menampilkan koleksi perangko, dokumen, dan buku-buku bersejarah tentang Palembang. Di waktu bersamaan, Jumpa Museum 2025 (20–21 Oktober) juga dimeriahkan pertunjukan Tanjidor, Dulmuluk, dan Tari Kreasi Sumsel, yang menghadirkan semangat seniman lokal untuk mencintai budayanya sendiri.
Pada kesempatan itu pula dilakukan pengukuhan Pengurus Perkumpulan Filatelis Indonesia (PFI) Sumsel.
Wali Kota juga mengumumkan tiga Warisan Budaya Takbenda (WBTb) asal Palembang yang baru ditetapkan tahun ini, yakni Aesan Paksangko, Rumah Rakit Palembang, dan Bubur Suro Palembang.
“Penetapan ini menjadi bukti komitmen Palembang untuk menjaga dan menghidupkan warisan leluhur,” ujarnya.
Kepala Dinas Kebudayaan Kota Palembang, Sulaiman Amin, menambahkan bahwa ini adalah pameran prangko bertema Pendiri Bangsa pertama di Indonesia, dan Palembang menjadi kota pembuka.
“Sebanyak 80 koleksi prangko bergambar tokoh pendiri negara ditampilkan lengkap dengan kisah perjuangan mereka,” jelasnya.
Tahun ini, Dinas Kebudayaan menargetkan 30.000 pengunjung ke Museum SMB II, dengan capaian sementara 12.500 pengunjung dan pendapatan retribusi Rp58 juta dari target Rp80 juta. Tiket masuk museum tetap terjangkau: Rp2.000 (anak-anak), Rp5.000 (dewasa), dan Rp20.000 (wisman). Dilansir dari laman Mattanews
Dengan semakin banyaknya kegiatan kebudayaan nasional yang digelar di Palembang, kota ini kian meneguhkan diri sebagai pusat sejarah dan kebangkitan warisan budaya Indonesia.
















