LON.COM (Palembang) – Pelataran Benteng Kuto Besak (BKB) yang menjadi landmark dan ruang publik ikonik di Kota Palembang bakal direvitalisasi secara total.
Bahkan, Wali Kota Palembang Ratu Dewa minta desain awal revitalisasi BKB direvisi demi Palembang yang lebih ramah pengunjung.
Ratu Dewa menilai design awal BKB masih belum cukup ideal untuk mengakomodasi kebutuhan masyarakat dan mencerminkan identitas kota secara lebih kuat.
”Pemkot mendapatkan bangub (bantuan gubernur) untuk revitalisasi benteng kuto besak. Kita ingin BKB disulap menjadi ruang terbuka yang luas untuk kegiatan publik,” kata Ratu Dewa kepada wartawan
“Saya minta desainnya direvisi. Harus ada penambahan ruang terbuka yang lebih besar. Lokasi ini bukan sekadar wisata, tapi juga tempat upacara, tempat kumpul masyarakat, bahkan bisa jadi ruang pertunjukan budaya terbuka,” tegasnya.
Revisi desain ini tidak hanya menyangkut tampilan visual dan fungsi estetika, tetapi juga menyentuh aspek fungsi sosial, ekonomi, dan budaya.
Wali kota ingin agar keberadaan taman-taman komersial yang direncanakan di area tersebut tidak mengurangi esensi ruang publik, melainkan justru mendukung ekonomi kreatif secara tertib dan terorganisasi.
“Penambahan taman tetap kita akomodasi, tapi tidak boleh memakan ruang utama. Prioritas utama tetap untuk masyarakat, bukan dominasi komersial,” jelasnya
Ratu Dewa menargetkan bahwa revisi desain BKB dapat diselesaikan pada hari Sabtu mendatang agar proses fisik bisa segera masuk tahap pengadaan dan pelaksanaan.
Ia juga meminta agar Bappeda dan dinas teknis lainnya bergerak cepat serta melibatkan komunitas dan pakar kota dalam proses penyusunan akhir
Plataran BKB selama ini menjadi lokasi penting bagi aktivitas publik, termasuk peringatan hari besar nasional, pertunjukan seni tradisional seperti Dulmuluk, festival kuliner, hingga titik awal kegiatan sosial warga.
Namun, kondisi infrastrukturnya yang semakin padat, kurang terawat, dan belum tertata optimal mendorong urgensi penataan ulang
“Kalau tidak kita kelola sekarang, potensi BKB sebagai wajah kota bisa hilang. Kita tidak ingin itu terjadi,” ujarnya.
Selain ruang terbuka dan zona UMKM, Pemkot juga akan menyiapkan fasilitas pendukung lain seperti taman interaktif, penerangan malam hari, akses difabel, hingga panggung serbaguna terbuka.
Semua itu ditujukan agar BKB bisa benar-benar menjadi ruang urban yang inklusif dan membanggakan bagi warga Palembang. (Red)