Liputanokenews.com (PALI) – Sedekah Bedusun, adalah merupakan tradisi adat yang dilakukan oleh masyarakat di beberapa daerah di Sumatera Selatan, khususnya di desa atau dusun tertentu. Tradisi seperti ini umumnya dilaksanakan sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hasil bumi dan keberkahan yang diberikan. Selain itu, Sedekah Bedusun juga bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi antar warga dan melestarikan warisan budaya nenek moyang terdahulu.
Sedekah bedusun atau sedekah dusun juga menjadi bagian dari warisan budaya yang dijaga dan dilestarikan dari generasi ke generasi secara turun menurun.
Seperti halnya sedekah dusun yang dilakukan oleh warga desa Pengabuan dan Pengabuan timur Kecamatan Abab Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) Sumatera Selatan, pada hari ini 8 Juli 2025 melibatkan semua pihak terutama pemerintah desa beserta tokoh adat, yang menyajikan berbagai ritual dan kesenian daerah.
Sedekah dusun yang melibatkan dua desa ini, diawali dengan tradisi penyembelihan 2 ekor kambing berwarna hitam, ayam kampung tujuh warna diteruskan dengan pembacaan yasiin dan do’a bersama.
Usai pembacaan do’a dilanjutkan ritual pemandian pusaka, barang-barang peninggalan nenek moyang terdahulu, yang disimpan dirumah bapak Alam sadat Desa Pengabuan Timur. Dengan diiringi peragaan pencak silat dan nanyian-nyanyian serta tarian adat khas pengabuan (Tari burung putih).
Barang-barang pusaka tersebut dikeluarkan dan dimandikan dengan darah kambing yang dicampur dengan jeruk nipis sebagai bentuk pembersihan barang pusaka warisan nenek moyang. Seperti keris, gong serta pusaka lainnya. Sementara air perasan jeruk nipis dijadikan air Langir yang dipercaya warga setempat dapat menyembuhkan segala macam penyakit.
Acara sakral ini tanpak di ikuti oleh Ipey Sastra, Am.Kep (Kedes Pengabuan Timur), Supriyanto, SH (Kades Pengabuan Induk), Camat Abab yang hadiri oleh Tangam dan Edison (kasi kesos kecamatan Abab), Apias, Apr (DPRD Kabupaten PALI), tokoh agama, tokoh masyarakat, serta warga lainnya.
Ipey Sastra, Am.Kep Kepala Desa Pengabuan Timur memberikan apresiasi kepada warganya atas terselenggaranya kegiatan sakral ini.
“Kami mewakili jajaran pemerintah desa maupun kecamatan, tentu sangat mengapresisasi kepada masyarakat pengabuan raya, yang telah menjaga budaya nenek moyang secara turun menurun,” terang Ipey
Ipey juga berharap kegiatan ini tetap dilestarikan agar nilai-nilai budaya tidak hilang ditelan masa.
“Kedepan kami berharap kegiatan seperti ini, harus lebih meriah dari hari ini, sebelum pelaksanaan, kita musyawarahkan dan koordinasi terlebih dahulu secara bersama, agar momen seperti ini selalu terkenang, Kita rawat budaya peninggalan nenek moyang kita secara turun menurun, agar anak-anak kota bisa memahami tentang budaya kita.” Tutup Ipey
Senanda dengan kades Pengabuan Timur, Supriyanto, SH kades Pengabuan Induk juga memberikan apresiasi serta berharap kegiatan seperti ini dijadwalkan secara khusus.
“Mari kita jaga adat dan budaya nenek moyang kita, agar budaya ini tetap terjaga kelestariannya”. Pungkas oleng sapaan akrabnya
Sementara Camat Abab melalui bapak tangam kasih pemerintahan kecamatan abab menekankan pelestarian budaya-budaya yang ada desa-desa wilayah kecamatan Abab, terus dilestarikan.
“Pemerintah kecamatan sangat mensupport, diharapkan kiranya budaya adat sedekah bedusun seperti ini, terus dilestarikan untuk mengenalkan asal usul desa kepada masyarakat luas.” Pungkas Tangam
Alam sadat pemegang pusaka puyang bernama (Puyang Wakim) yang secara turun menurun dipercaya merawat dan menjaga keutuhan peninggalan kuno tersebut mengaku jika dirinya tidak merasa terbeban, atas barang-barang kuno tersebut dirumahnya.
“Setiap tahun kami melakuke sedekah dusun, kami idak merase direpoti, karne ikak la sumpah nenek moyang kami, kalo sedekah ikak idak dijalanke kami keturunan karta dewa, sampai pengubuan idak selamat”. Jelas Alam sadat dengan gaya bahasa khas desa Pengabuan
Alam sadat anak dari ibu Komaria juga berharap kepada pemerintah untuk memberikan perhatian khusus kepada barang-barang pusaka dirumahnya.
“Kami berharap kepade pemerintah untuk turut serta menjaga barang-barang pusaka ikak, dengan memberikan bantuan berupe lemari tempat menyimpan barang-barang pusake ikak, biar terjaga keutuhannya.” Harap Alam Sadat
Sedekah dusun yang dilakukan setiap tahun ini, membuat Suraidi, SH tokoh pemuda kelahiran Pengabuan angkat bicara. Dirinya menilai jika sedekah dusun ini sangat menarik.
“Bagi saya kegiatan seperti ini sangat menarik dan harus dilestarikan, karan jaman sekarang hal seperti ini sudah mulai ditinggalkan. Mestinya hal-hal seperti ini harus lebih ditingkatkan, agar generasi dibawah kita mengetahui dan memahami makna budaya dan adat istiadat yang ada didesa kita pengabuan khususnya.” Ujar Surai
Adanya kegiatan sedekah dusun ini diharapkan semakin memupuk tali silaturahim antar umat beragama secara luas. (FR)